Cari Artikel

Sunday, 16 June 2013

Ebiet G. Ade,,,, inilah salah satu Penyanyi dan Penulis Lagu yang Karyanya dikenang sepanjang masa

Ebiet G. Ade ( lahir di Wanadadi, Banjarnegara, Jawa Tengah, 21 April 1954; umur 59 tahun) adalah seorang penyanyi dan penulis lagu berkewarganegaraan Indonesia. Ebiet dikenal dengan lagu-lagunya yang bertemakan alam dan duka derita kelompok tersisih. Lewat lagu-lagunya yang ber-genre balada, pada awal kariernya, ia 'memotret' suasana kehidupan Indonesia pada akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Tema lagunya beragam, tidak hanya tentang cinta, tetap ada juga lagu-lagu bertemakan alam, sosial-politik, bencana, religius, keluarga, dll. Sentuhan musiknya sempat mendorong pembaruan pada dunia musik pop Indonesia. Semua lagu ditulisnya sendiri, ia tidak pernah menyanyikan lagu yang diciptakan orang lain, kecuali lagu Surat dari Desa yang ditulis oleh Oding Arnaldi dan Mengarungi Keberkahan Tuhan yang ditulis bersama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.


Ebiet pertama kali belajar gitar dari kakaknya, Ahmad Mukhodam, lalu belajar gitar di Yogyakarta dengan Kusbini. Semula ia hanya menyanyi dengan menggelar pentas seni di Senisono, Patangpuluhan, Wirobrajan, Yogyakarta dan juga di Jawa Tengah, memusikalisasikan puisi-puisi karya Emily Dickinson, Nobody, dan mendapat tanggapan positif dari pemirsanya. Walau begitu ia masih menganggap kegiataannya ini sebagai hobi belaka. Namun atas dorongan para sahabat dekatnya dari PSK (Persada Studi Klub yang didirikan oleh Umbu Landu Paranggi) dan juga temannya satu kos, akhirnya Ebiet bersedia juga maju ke dunia belantika musik Nusantara. Setelah berkali-kali ditolak di berbagai perusahaan rekam, akhirnya ia diterima di Jackson Record pada tahun 1979.

Jika semula Ebiet enggan meninggalkan pondokannya yang tidak jauh dari pondok keraton, maka fakta telah menunjuk jalan lurus baginya ke Jakarta. Ia melalui rekaman demi rekaman dengan sukses. Sempat juga ia melakukan rekaman di Filipina untuk mencapai hasil yang lebih baik, yakni album Camellia III. Tetapi, ia menolak merekam lagu-lagunya dalam bahasa Jepang, ketika ia mendapat kesempatan tampil di depan publik di sana. Pernah juga ia melakukan rekaman di Capitol Records, Amerika Serikat, untuk album ke-8-nya Zaman. Ia menyertakan Addie M.S. dan Dodo Zakaria sebagai rekan yang membantu musiknya.
Lagu-lagunya menjadi trend baru dalam khasana musik pop Indonesia. Tak heran, Ebiet sempat merajai dunia musik pop Indonesia di kisaran tahun 1979-1983. Sekitar 7 tahun Ebiet mengerjakan rekaman di Jackson Record. Pada tahun 1986, perusahaan rekam yang melambungkan namanya itu tutup dan Ebiet terpaksa keluar. Ia sempat mendirikan perusahaan rekam sendiri EGA Records, yang memproduksi 3 album, Menjaring Matahari, Sketsa Rembulan Emas, dan Seraut Wajah.

Sayang, pada tahun 1990, Ebiet yang "gelisah" dengan Indonesia, akhirnya memilih "bertapa" dari hingar bingar indutri musik dan memilih berdiri di pinggiran saja. Baru pada tahun 1995 ia mengeluarkan album Kupu-Kupu Kertas (didukung oleh Ian Antono, Billy J. Budiardjo (alm), Purwacaraka, dan Erwin Gutawa) dan Cinta Sebening Embun (didukung oleh Adi Adrian dari KLa Project). Pada tahun 1996 ia mengeluarkan album Aku Ingin Pulang (didukung oleh Purwacaraka dan Embong Rahardjo). Dua tahun berikutnya ia mengeluarkan album Gamelan yang memuat 5 lagu lama yang diaransemen ulang dengan musik gamelan oleh Rizal Mantovani. Pada tahun 2000 Ebiet mengeluarkan album Balada Sinetron Cinta dan tahun 2001 ia mengeluarkan album Bahasa Langit, yang didukung oleh Andi Rianto, Erwin Gutawa dan Tohpati. Setelah album itu, Ebiet mulai lagi menyepi selama 5 tahun ke depan.

Ebiet adalah salah satu penyanyi yang mendukung album Kita Untuk Mereka, sebuah album yang dikeluarkan berkaitan dengan terjadinya tsunami 2004, bersama dengan 57 musisi lainnya. Ia memang seorang penyanyi spesialis tragedi, terbukti lagu-lagunya sering menjadi tema bencana.
Pada tahun 2007, ia mengeluarkan album baru berjudul In Love: 25th Anniversary (didukung oleh Anto Hoed), setelah 5 tahun absen rekaman. Album itu sendiri adalah peringatan buat ulang tahun pernikahan ke-25-nya, bersama pula 13 lagu lain yang masih dalam aransemen lama. 

Salah satu yang menyebabkan lagu bertahan lama hingga sekarang  adalah Ebiet  punya kharisma yang kuat. Baik dari segi suara yang khas, irama yang mempunyai ciri tersendiri dan yang terpenting liriknya mengandung makna yang dalam, tidak monoton tentang cinta muda-mudi seperti lagu-lagu sekarang.

Banyak dari lagu Ebiet  yang bertemakan tentang keagungan Tuhan, tentang doa, berserah diri padaNya seperti pada lagu  kepadaMu aku pasrah , aku pasrah pada kebenaran,  Untuk Kita Renungkan, dan . masih banyak lagi lagu yang bertemakan keagungan dan berserah diri kepada sang pencipta.

Berbicara tentang masalah Cinta, begitu banyak karya Ebiet yang sampai sekarangpun masih Enak di dengar.
Masalah cinta memang selalu menjadi sumber inspirasi. Tapi karya-karyanya tentang cinta tidak monoton hanya cinta muda-mudi, tapi lebih luas yaitu cinta pada pada orang tua, cinta pada anak, cinta sesama, cinta tanah air, cinta pada pahlawan dan cinta pada lingkungan. Ini dapat kita simak pada lagu-lagu berikut ini: titip rindu buat ayah , nyanyi rindu untuk ibu,, nyanyian burung dan pepohonan , . Tentu tidak lupa lagu tentang cinta muda mudi, seperti: nyanyian rindu, Nyanyian Kasmaran, Apakah ada bedanya, dan masih banyak lagi.

Inilah yang membuat Karya Lagu Ebite berbeda dengan musisi ataupun Band saat ini. musisi saat ini hanya monoton pada Lagu bertemakan Cinta muda-mudi saja. sedangkan Karya ebit lebih luas, mencakup tentang kehidupan alam, keagungan tuhan, keadaaan Negara, dan tentang cinta yang kompleks. Jika dilihat secara keseluruhan, lagu-lagu Ebit menggambarkan kepekaan yang sangat tinggi terhadap situasi di sekeliling. Apa yang terjadi di sekitarnya  dapat menjadi sumber inspirasi untuk menciptakan sebuah lagu yang enak untuk didengar dan mengandung makna yang dalam.

Mengapa musisi seperti  Ebit G. Ade  tidak kita temui lagi di zaman sekarang? Apa masing-masing orang sudah terlalu cuek sehingga tidak ada kepekaan lagi terhadap kondisi  sekitar? Padahal sangat banyak kondisi sekarang ini yang bisa menjadi sumber inspirasi untuk menggugah sebuah sayair lagu. Mungkin masalah Pemerintah yang selalu bikin sensasi dengan Kasus korupsinya, atau masalah bencana yang datang silih berganti. Banyak lagi kondisi sosial masyarakat yang bisa diangkat selain untuk dinikmati sebagai hiburan, juga sebagai bahan renungan.  

Semoga akan lahir kembali musisi yang karyanya bermakna dan bernilai tinggi, hingga keindahan lagunya dapat di kenang sepanjang masa.......

___________________________________________________________________
___________________________________________________________________

Cinta Sebening Embun

Pernahkah engkau coba menerka
Apa yang tersembunyi di sudut hati?
Derita di mata, derita dalam jiwa
Kenapa tak engkau pedulikan?

Sepasang kepodang terbang melambung
Menukik bawa seberkas pelangi
Gelora cinta, gelora dalam dada
kenapa tak pernah engkau hiraukan?

Reff:
Selama musim belum bergulir
Masih ada waktu untuk saling membuka diri
Sejauh batas pengertian
Pintu tersibak, cinta mengalir sebening embun
Kasih pun deras mengalir
Cemerlang sebening embun

Pernahkah engkau coba membaca
Sorot mata dalam menyimpan rindu?
Sejuta impian, sejuta harapan
Kenapakah mesti engkau abaikan?

Selama musim belum bergulir
Masih ada waktu untuk saling membuka diri
Sejauh batas pengertian
Pintu tersibak, cinta mengalir sebening embun

Kasih pun mulai deras mengalir
Cemerlang sebening embun

Selama musim belum bergulir
Masih ada waktu untuk saling membuka diri
Sejauh batas pengertian
Pintu tersibak, cinta mengalir sebening embun


0 comments:

Post a Comment